YLKI melakukan penelitian dengan mengambil sampel 20 depot air minum isi ulang di 5 wilayah Jakarta. Hasilnya sejumlah depot kedapatan tidak memenuhi standar pengisian air ulang.
"Masih sangat banyak depot di Jakarta yang tidak steril atau memenuhi kelayakan sarana," ujar peneliti YLKI, Ida Marlinda Loenggana dalam jumpa pers di kantornya,Jalan Pancoran Barat VII nomor 1, Jaksel, Jumat (15/2/2013).
Banyak depot yang mencuci galon hanya dengan membilas, tidak disikat. Termasuk tidak menyalakan lampu ultraviolet untuk sterilisasi. "Lampu UV diragukan keasilannya, alat penyikat galon sudah tidak layak," sambung Ida.
Menurut Ida, sarana tidak layak depot dapat berpengaruh terhadap kualitas air minum yang dijual. "Kalau depotnya tidak bersih dan pembersihan galonnya tidak benar, bakteri e-coli tetap ada dan efeknya diare," katanya.
Ida menyebut ada 13 depot yang menyediakan galon yang sudah diisi untuk langsung ditukar dengan galon kosong pembeli. "Padahal depot hanya boleh menjual dengan mengisi langsung di depan konsumen," ujarnya.
Dari 20 depot yang disurvei, hanya 3 depot yang memenuhi standar pencucian galon dengan benar. "Ada galon yang dicuci dengan tumpahan air di lantai," sebut Ida.
Sumber: *