Sabtu, 31 Desember 2011

Sisi Baik 5 Makanan Jahat

Bisa dibilang 5 makanan ini merupakan musuh besar bagi mereka yang sedang menjalani diet. Alasannya, makanan ini terlalu tinggi lemak, karbohidrat, dan kalori.

Tapi tahukah, kalau kelimanya memiliki sisi baik sendiri yang membuatnya patut untuk didekati. Bahkan, diam-diam mereka juga punya khasiat tambahan yang menyehatkan. Inilah sisi baik kelima makanan yang kerap dianggap “jahat” itu.

Selai kacang

Sisi buruk: Siapa sangka di balik kenikmatan selai ini, tersembunyi lemak yang tinggi, sekitar 180-210 kalori per sajian. Angka yang cukup untuk menjadikannya musuh dalam selimut bagi para pediet.

Sisi baik: Makanan ini terkenal sebagai sumber kalori. Namun, jangan salah. Selai kacang menyediakan protein dan folat yang penting untuk membentuk kesehatan dari sel-sel baru.

Batasan: Jika tak ingin diet rusak, konsumsilah selai kacang dalam batas-batas tertentu. Puaskan lidah dengan satu atau dua sendok makan setiap hari. Satu sendok selai kacang mengandung sekitar 90 kalori.

Telur


Sisi buruk: Merupakan sumber utama kolesterol, terutama lemak yang terkandung dalam kuning telur. Lemak inilah yang biasa dihindari oleh mereka yang memiliki gangguan kesehatan jantung. Apalagi fakta yang membuktikan dalam satu butir telur terkandung 212 mg kolesterol.

Sisi baik: Ahli medis membuktikan lemak yang terkandung dalam telur tidaklah sejahat lemak jenuh dan lemak trans. Kedua lemak inilah yang sebenarnya merupakan penjahat utama dalam menaikkan kolesterol dalam darah. Selain itu, kuning telur mengandung lutein dan zeaxanthin yang bisa mengurangi risiko kebutaan pada orang berusia di atas 50 tahun.

Batasan: Jangan ragu untuk menyantap telur di pagi hari. Satu butir telur hanya mengandung 71 kalori. Jumlah ini cukup baik bagi mereka yang sedang menjalani diet. Bahkan penelitian mengatakan sarapan dengan telur membakar kalori lebih banyak ketimbang sarapan roti bakar dengan selai.

Daging Sapi


Sisi buruk: Daging sapi termasuk ke dalam daftar daging merah yang dihindari. Alasannya karena penuh dengan lemak jenuh dan kolesterol. Dua hal ini harus dijauhi oleh mereka yang peduli akan kesehatan jantung.

Sisi baik: Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber protein yang rendah lemak dan kaya akan zat besi. Zat ini merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Hal ini terutama dibutuhkan oleh wanita yang sedang mengandung.

Batasan: Dibandingkan menghindari semua jenis daging sapi, ada baiknya kita memilih untuk mengonsumsi daging sapi tanpa lemak. Misalnya, filet mignon dan sirloin. Dengan demikian, kita akan terhindar dari lemak jenuh sambil tetap mendapatkan asupan protein dan zat besi yang dibutuhkan tubuh.

Cokelat

Sisi buruk: Camilan ini identik dengan kandungan lemak dan gula yang sangat tinggi.

Sisi baik: Jangan terburu-buru mengernyitkan dahi ketika disuguhi cokelat, terutama jika itu adalah dark chocolate. Cokelat yang satu ini mengandung flavanoid, antioksidan yang berfungsi menurunkan tekanan gula dalam darah. Tentu saja hal ini baik untuk kesehatan kardiovaskular.

Batasan: Penelitian dari Swiss menemukan mengonsumsi dark chocolate sebanyak 40 gram setiap hari selama dua minggu bisa mengurangi kadar hormon stres, yaitu kortisol. Namun, jangan kebablasan dalam mengonsumsinya. Dalam 40 gram dark chocolates terkandung 235 kalori.

Kentang

Sisi buruk: Kentang menduduki peringkat yang cukup tinggi dalam tingkat angka glikemik indeks (GI). Semakin tinggi angka glikemik indeks suatu makaan, semakin cepat pula makanan tersebut menaikkan gula darah kita. Kentang juga terbukti mengganggu produksi insulin yang menjadi problem besar untuk para penderita diabetes.

Sisi baik: Kentang diam-diam merupakan sumber serat, potassium, dan vitamin C yang cukup menggiurkan. Jika kita tidak mengonsumsinya teralalu banyak, angka GI kentang tak akan cukup besar pengaruhnya dalam tubuh.

Batasan: Makanlah kentang dengan sedikit menambahkan minyak zaitun ke atasnya. Dengan demikian kentang akan berubah menjadi menu yang memiliki GI yang rendah. Minyak zaitun akan menambahkan lemak yang berfungsi menyerap karbohidrat yang dihasilkan oleh kentang itu sendiri.


Kompas


Minggu, 04 Desember 2011

Naproxen: Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid yang Digunakan untuk Meredakan Gejala Arthritis

Naproxen adalah obat anti-inflamasi nonsteroid yang digunakan untuk meredakan gejala arthritis (baik osteoarthritis, rheumatoid arthritis, ataupun arthritis pada anak-anak) seperti peradangan, bengkak kaku, dan nyeri sendi.

Naproxen juga membantu meredakan gejala ankylosing spondylitis, jenis arthritis yang mempengaruhi sendi di tulang belakang. Obat ini tidak menyembuhkan artritis dan akan membantu meringankan gejala hanya selama terus untuk digunakan.

Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, termasuk encok akut dan kondisi menyakitkan lainnya seperti bursitis, tendonitis, atau kram menstruasi. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dalam sediaan tablet dan larutan.

Indikasi

Untuk mengobati berbagai nyeri pada gejala arthritis (radang sendi), baik osteoarthritis, rheumatoid arthritis, ataupun arthritis pada anak-anak, hingga encok akut. Juga dapat mengobati rasa nyeri akibat bursitis, tendonitis, atau kram menstruasi

Dosis

Bentuk sediaan tablet dan larutan:
Untuk mengobati rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan ankylosing spondylitis:

Dewasa: Pada awalnya, 250 mg (10 ml / 2 sendok teh), 375 mg (15 ml / 3 sendok teh), atau 500 mg (20 mL / 4 sendok teh) dua kali sehari di pagi dan malam hari. Dokter dapat meningkatkan dosis sesuai kebutuhan hingga total 1.500 mg per hari.

Anak-anak di atas usia 2 tahun: Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh dokter. Pada awalnya, 5 mg per kg berat badan dua kali sehari.

Untuk bursitis, tendonitis, kram menstruasi, dan nyeri jenis lain:
Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, kemudian 250 mg setiap enam sampai delapan jam sesuai kebutuhan.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Untuk encok akut:
Dewasa: 750 mg untuk dosis pertama, kemudian 250 mg setiap delapan jam sampai rsab nyeri reda.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Bentuk sediaan tablet extended-release
Untuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis:
Dewasa: Pada awalnya, 375 atau 500 mg dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Dokter dapat meningkatkan dosis hingga total 1.500 mg per hari.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Natrium naproxen bentuk sediaan tablet:
Untuk spondilitis rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan spondilitis:
Dewasa: Pada awalnya, 275 atau 550 mg dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Dokter dapat meningkatkan dosis hingga total 1.500 mg per hari.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Untuk bursitis, tendonitis, kram menstruasi, dan jenis lain dari nyeri:
Dewasa: 550 mg untuk dosis pertama, kemudian 550 mg setiap dua belas jam atau 275 mg setiap enam sampai delapan jam sesuai kebutuhan. Dokter dapat meningkatkan dosis hingga total 1.375 mg per hari.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Untuk encok akut:
Dewasa: 825 mg untuk dosis pertama, kemudian 275 mg setiap delapan jam sampai nyeri reda.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.

Komposisi
Naproxen

Sumber: MayoClinic

Sabtu, 03 Desember 2011

Tolak Rokok Para Profesional Olahraga: Titus Bonai dkk.

Jakarta, Bintang sepakbola Indonesia yang tengah naik daun, Titus Bonai sangat anti terhadap rokok. Bukan cuma tidak doyan merokok, ia juga tak mau membintangi iklan rokok meski dibayar Rp 10 miliar.

"Puji Tuhan, akan saya tolak," kata Tibo, panggilan akrabnya saat ditanyai apakah tetap menolak jika bayaran sebagai bintang iklan rokok mencapai Rp 10 miliar, dalam jumpa pers di Yayasan Jantung Indonesia, Cikini, Jakarta, Kamis (24/11/2011).

Tibo, bintang sepakbola kelahiran Papua 4 Maret 1989 ini mengaku memang berasal dari keluarga yang bebas rokok. Orangtuanya sejak dulu memang tidak merokok, sehingga ia merasa malu kalau dirinya sampai kecanduan rokok.

Sama seperti Tibo, bintang sepakbola Indonesia lainnya yakni Octovianus Maniani alias Octo juga sangat antirokok. Meski ornagtuanya sendiri adalah perokok, ia merasa tidak perlu ikut-ikutan karena tahu bahwa asapnya tidak baik untuk fisiknya sebagai atlet profesional.

"Bagi seorang atlet, air lebih penting untuk tubuh kita. Kalau rokok malah merusak. Jadi sama seperti Tibo, saya juga tidak merokok. Kalau iklan rokok, berapapun (honornya) akan saya tolak," kata Octo.

Sementara itu, pengamat sosial Imam Prasodjo juga sependapat dengan kedua atlet muda berbakat yang sednag naik daun di Indonesia tersebut. Menurutnya, efek rokok sangat merusak generasi muda dan bahkan jauh lebih berbahaya dibandingkan serangan teroris.

"Teroris hanya membunuh 1 dari 5 juta orang. Bunuh diri hanya menyumbang 1 kematian di antara 10 ribu orang. Kematian yang terkait dengan sepakbola, hanya 1 dari 25 ribu orang. Tapi rokok, bisa membunuh 1 dari 200 orang," tegas Imam.

Mengenai sponsor rokok dalam event olahraga, sesepuh persepakbolaan Indonesia Arifin Panigoro mengaku optimistis pembinaan olahraga di Indonesia tetap bisa berjalan tanpa sponsor rokok. Menurutnya, perusahaan selain rokok juga banyak yang berminat menyeponsori.

"Bahkan selama ini banyak sponsor yang ingin masuk, tapi justru tidak jadi karena tidak mau disandingkan dengan iklan rokok," kata Arifin tanpa menyebutkan dengan lebih detail jenis sponsor yang dimaksud.



Kamis, 01 Desember 2011

"Dengan teknologi saat ini, ilmuwan mulai menyadari bahwa dalam jaringan bahasa, ada banyak jalur yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan," kata Stephen Wilson

Selama ini diketahui bahwa area tertentu di bagian kiri otak (hemisphere) membantu manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimaat. Tapi para Ilmuwan masih belum menemukan bagaimana area di hemisphere tersebut bisa membagi-bagi proses terjadinya suatu kalimat.

Kemajuan penelitian tentang otak selama sepuluh tahun telah mengungkap bahwa kerja-kerja kognitif manusia seperti bahasa, tak hanya bergantung pada area khusus di cerebral cortex. Melainkan juga di serat khusus berwarna putih yang menghubungkannya.

"Dengan teknologi saat ini, ilmuwan mulai menyadari bahwa dalam jaringan bahasa, ada banyak jalur yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan," kata Stephen Wilson, Asisten Profesor Departemen Ilmu Pendengaran, Bahasa dan Percakapan di Universitas Arizona, Rabu 30 November 2011.

Wilson bersama koleganya dari Universitas California dan Universitas Rumah Sakit San Raffaele menemukan bahwa tidak hanya jalur penghubung yang penting dalam proses berbahasa. Tapi ternyata proses berbahasa juga terspesialisasi dalam beberapa tugas.

Ada dua bagian otak yang disebut kawasan Broca dan kawasan Wernicke. Kedua kawasan tersebut bekerja sebagai pusat pengatur utama yang mendasari proses berbahasa. Mereka memiliki bundelan padat yang mengandung serabut syaraf yang saling berhubungan. Kalau dibayangkan seperti serat kabel optik yang menghubungkan komputer ke server.

"Jika anda mengalami kerusakan di jalur otak bagian yang lebih rendah, maka kemungkinan anda mengalami kerusakan kosa kata dan semantik," kata Wilson. "Anda mungkin lupa nama sesuatu, anda lupa arti sebuah kata, tetapi yang mengejutkan anda sangat mahir dalam menyusun kalimat."

Tapi jika kerusakan terjadi di jaringan otak bagian atas maka yang semua akan terjadi sebaliknya. Mereka bisa dengan mudah menamai dan mengenali sesuatu, mereka mengetahui kata, mereka bisa mengingat. Tetapi ketika harus membentuk kalimat yang rumit, mereka akan gagal.

Untuk memahami peran dua bundelan berisi serabut syaraf padat, tim peneliti ini menghabungkan resonansi teknologi pencitraan otak untuk memvisualisasi kerusakan di bagian otak dan menguji tugas bahasa. Mereka menguji pada peserta yang memiliki kemampuan untuk membuat kalimat secara komprehensif.

Hasilnya kajian menunjukkan bahwa kerusakan otak pada lebih dari satu jalur khusus utama akan berhubungan dengan kekuarangan dalam berbahasa.

NEWS.BIOSCHOLAR.COM|DIANING SARI

Kamis, 24 November 2011

Empat Cangkir Kopi Setiap Hari Memiliki Risiko 25% Lebih Rendah Terkena perkembangan Kanker Endometrium

Hasil penelitian ini barangkali disambut sukacita para penggemar kopi. Sebuah studi baru-baru ini yang dimuat pada Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, sebuah jurnal dari American Association for Cancer Research, menjadi alasannya.

Di jurnal itu disebutkan peminum kopi yang mengkonsumsi empat cangkir kopi setiap hari memiliki risiko 25 persen lebih rendah terkena perkembangan kanker endometrium. Diduga ini terjadi karena adanya kandungan antioksidan dalam kopi yang memungkinkan mekanisme tersebut.

Kepala peneliti dan guru besar nutrisi dan epidemiologi Harvard School of Public Health Edward Giovannucci mengatakan kopi sudah mulai terbukti berperan sebagai agen pelindung kanker yang terkait dengan obesitas, estrogen, dan insulin.

"Kopi telah terbukti menjadi pelindung terhadap diabetes karena efeknya pada insulin. Jadi kami berhipotesis bahwa kita akan melihat penurunan pada beberapa kanker juga," kata Edward.

Edward dan koleganya, termasuk Youjin Je, kandidat doktor di lembaga Edward bekerja, melihat kasus kanker endometrium pada hampir 70 ribu perempuan yang ikut pada penelitian Nurse's Health Study. Selama 26 tahun mereka mendokumentasikan 672 kasus kanker endometrium. Lebih dari empat cangkir kopi dikaitkan dengan penurunan 25 persen dalam risiko, sementara dua sampai tiga cangkir memiliki risiko 7 persen lebih rendah.

Hasil ini diduga berlaku juga pada kopi tanpa kafein, dengan penurunan 22 persen untuk kopi lebih dari dua cangkir per hari.

Edward mengatakan dia ingin melihat penelitian lebih lanjut soal efek kopi terhadap kanker ini. Sebab pada penelitian ini dan sejenisnya, asupan kopi dipilih dan tidak random.

"Kopi telah lama dihubungkan dengan merokok. Jika Anda minum kopi dan merokok, efek positif dari kopi akan lebih dari sebanding dengan efek negatif dari rokok. meski demikian, tes laboratorium menemukan bahwa kopi memiliki lebih banyak antioksidan dibanding kebanyakan sayuran dan buah," kata Edward.

Tempo.Co
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...