Kamis, 01 Desember 2011

"Dengan teknologi saat ini, ilmuwan mulai menyadari bahwa dalam jaringan bahasa, ada banyak jalur yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan," kata Stephen Wilson

Selama ini diketahui bahwa area tertentu di bagian kiri otak (hemisphere) membantu manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimaat. Tapi para Ilmuwan masih belum menemukan bagaimana area di hemisphere tersebut bisa membagi-bagi proses terjadinya suatu kalimat.

Kemajuan penelitian tentang otak selama sepuluh tahun telah mengungkap bahwa kerja-kerja kognitif manusia seperti bahasa, tak hanya bergantung pada area khusus di cerebral cortex. Melainkan juga di serat khusus berwarna putih yang menghubungkannya.

"Dengan teknologi saat ini, ilmuwan mulai menyadari bahwa dalam jaringan bahasa, ada banyak jalur yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan," kata Stephen Wilson, Asisten Profesor Departemen Ilmu Pendengaran, Bahasa dan Percakapan di Universitas Arizona, Rabu 30 November 2011.

Wilson bersama koleganya dari Universitas California dan Universitas Rumah Sakit San Raffaele menemukan bahwa tidak hanya jalur penghubung yang penting dalam proses berbahasa. Tapi ternyata proses berbahasa juga terspesialisasi dalam beberapa tugas.

Ada dua bagian otak yang disebut kawasan Broca dan kawasan Wernicke. Kedua kawasan tersebut bekerja sebagai pusat pengatur utama yang mendasari proses berbahasa. Mereka memiliki bundelan padat yang mengandung serabut syaraf yang saling berhubungan. Kalau dibayangkan seperti serat kabel optik yang menghubungkan komputer ke server.

"Jika anda mengalami kerusakan di jalur otak bagian yang lebih rendah, maka kemungkinan anda mengalami kerusakan kosa kata dan semantik," kata Wilson. "Anda mungkin lupa nama sesuatu, anda lupa arti sebuah kata, tetapi yang mengejutkan anda sangat mahir dalam menyusun kalimat."

Tapi jika kerusakan terjadi di jaringan otak bagian atas maka yang semua akan terjadi sebaliknya. Mereka bisa dengan mudah menamai dan mengenali sesuatu, mereka mengetahui kata, mereka bisa mengingat. Tetapi ketika harus membentuk kalimat yang rumit, mereka akan gagal.

Untuk memahami peran dua bundelan berisi serabut syaraf padat, tim peneliti ini menghabungkan resonansi teknologi pencitraan otak untuk memvisualisasi kerusakan di bagian otak dan menguji tugas bahasa. Mereka menguji pada peserta yang memiliki kemampuan untuk membuat kalimat secara komprehensif.

Hasilnya kajian menunjukkan bahwa kerusakan otak pada lebih dari satu jalur khusus utama akan berhubungan dengan kekuarangan dalam berbahasa.

NEWS.BIOSCHOLAR.COM|DIANING SARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...