Tapi tahukah, kalau kelimanya memiliki sisi baik sendiri yang membuatnya patut untuk didekati. Bahkan, diam-diam mereka juga punya khasiat tambahan yang menyehatkan. Inilah sisi baik kelima makanan yang kerap dianggap “jahat” itu.
Selai kacang
Sisi buruk: Siapa sangka di balik kenikmatan selai ini, tersembunyi lemak yang tinggi, sekitar 180-210 kalori per sajian. Angka yang cukup untuk menjadikannya musuh dalam selimut bagi para pediet.
Sisi baik: Makanan ini terkenal sebagai sumber kalori. Namun, jangan salah. Selai kacang menyediakan protein dan folat yang penting untuk membentuk kesehatan dari sel-sel baru.
Batasan: Jika tak ingin diet rusak, konsumsilah selai kacang dalam batas-batas tertentu. Puaskan lidah dengan satu atau dua sendok makan setiap hari. Satu sendok selai kacang mengandung sekitar 90 kalori.
Telur
Sisi buruk: Merupakan sumber utama kolesterol, terutama lemak yang terkandung dalam kuning telur. Lemak inilah yang biasa dihindari oleh mereka yang memiliki gangguan kesehatan jantung. Apalagi fakta yang membuktikan dalam satu butir telur terkandung 212 mg kolesterol.
Sisi baik: Ahli medis membuktikan lemak yang terkandung dalam telur tidaklah sejahat lemak jenuh dan lemak trans. Kedua lemak inilah yang sebenarnya merupakan penjahat utama dalam menaikkan kolesterol dalam darah. Selain itu, kuning telur mengandung lutein dan zeaxanthin yang bisa mengurangi risiko kebutaan pada orang berusia di atas 50 tahun.
Batasan: Jangan ragu untuk menyantap telur di pagi hari. Satu butir telur hanya mengandung 71 kalori. Jumlah ini cukup baik bagi mereka yang sedang menjalani diet. Bahkan penelitian mengatakan sarapan dengan telur membakar kalori lebih banyak ketimbang sarapan roti bakar dengan selai.
Daging Sapi
Sisi buruk: Daging sapi termasuk ke dalam daftar daging merah yang dihindari. Alasannya karena penuh dengan lemak jenuh dan kolesterol. Dua hal ini harus dijauhi oleh mereka yang peduli akan kesehatan jantung.
Sisi baik: Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber protein yang rendah lemak dan kaya akan zat besi. Zat ini merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Hal ini terutama dibutuhkan oleh wanita yang sedang mengandung.
Batasan: Dibandingkan menghindari semua jenis daging sapi, ada baiknya kita memilih untuk mengonsumsi daging sapi tanpa lemak. Misalnya, filet mignon dan sirloin. Dengan demikian, kita akan terhindar dari lemak jenuh sambil tetap mendapatkan asupan protein dan zat besi yang dibutuhkan tubuh.
Cokelat
Sisi buruk: Camilan ini identik dengan kandungan lemak dan gula yang sangat tinggi.
Sisi baik: Jangan terburu-buru mengernyitkan dahi ketika disuguhi cokelat, terutama jika itu adalah dark chocolate. Cokelat yang satu ini mengandung flavanoid, antioksidan yang berfungsi menurunkan tekanan gula dalam darah. Tentu saja hal ini baik untuk kesehatan kardiovaskular.
Batasan: Penelitian dari Swiss menemukan mengonsumsi dark chocolate sebanyak 40 gram setiap hari selama dua minggu bisa mengurangi kadar hormon stres, yaitu kortisol. Namun, jangan kebablasan dalam mengonsumsinya. Dalam 40 gram dark chocolates terkandung 235 kalori.
Kentang
Sisi buruk: Kentang menduduki peringkat yang cukup tinggi dalam tingkat angka glikemik indeks (GI). Semakin tinggi angka glikemik indeks suatu makaan, semakin cepat pula makanan tersebut menaikkan gula darah kita. Kentang juga terbukti mengganggu produksi insulin yang menjadi problem besar untuk para penderita diabetes.
Sisi baik: Kentang diam-diam merupakan sumber serat, potassium, dan vitamin C yang cukup menggiurkan. Jika kita tidak mengonsumsinya teralalu banyak, angka GI kentang tak akan cukup besar pengaruhnya dalam tubuh.
Batasan: Makanlah kentang dengan sedikit menambahkan minyak zaitun ke atasnya. Dengan demikian kentang akan berubah menjadi menu yang memiliki GI yang rendah. Minyak zaitun akan menambahkan lemak yang berfungsi menyerap karbohidrat yang dihasilkan oleh kentang itu sendiri.
Kompas