Sebagian pria Rusia meninggal sebelum usia pertengahan lima puluh gara-gara vodka, minuman alkohol khas negara itu.
Riset yang dipublikasikan pada Jumat mengungkapkan hal tersebut.
Seperti dikutip Reuters, penelitian terhadap lebih dari 150 ribu pria itu menyimpulkan tingginya tingkat kematian dini pada pria Rusia.
Sebagian dari mereka yang meninggal sebelum usia pertengahan lima puluh, setiap pekan minum paling sedikit tiga botol vodka.
Mereka akhirnya meninggal karena keracunan alkohol, kecelakaan, kekerasan dan bunuh diri, kanker tenggorokan dan kanker hati, TBC, pneumonia, pankreatitis dan penyakit hati.
"Tingkat kematian Rusia sangat berfluktuasi selama 30 tahun terakhir dan hal utama yang mendorongnya adalah vodka," kata peneliti Richard Peto dari Universitas Oxford di Inggris.
Para peneliti mencatat fluktuasi tajam tingkat kematian di Rusia sering kali seiring dengan fluktuasi konsumsi alkohol.
Saat pemerintahan era Mikhail Gorbachev memberlakukan pembatasan alkohol, konsumsi minuman keras turun sekitar 25 persen, begitu pula tingkat kematian pria Rusia.
Saat komunisme di Rusia runtuh, konsumsi alkohol naik tajam, begitu pula tingkat kematian laki-laki di negara itu.
Sejak reformasi peraturan alkohol diberlakukan mulai tahun 2006, konsumsi alkohol turun sepertiganya, demikian pula tingkat risiko kematian sebelum usia 55.
Penelitian yang dimuat pada jurnal medis Lancet itu mewawancara 151 ribu orang mengenai jumlah vodka yang mereka minum, merokok atau tidak, dan selanjutnya mereka dipantau selama satu dekade.
Sekitar 8.000 dari mereka meninggal dalam kurun waktu satu dekade itu, dan risiko lebih tinggi ada pada mereka yang minum paling sedikit tiga botol vodka setiap pekan serta merokok.
"Begitu orang berhenti minum alkohol secara membahayakan, risiko kematian prematurnya juga berkurang jauh," kata Zaridze, anggota peneliti yang berasal dari Pusat Riset Kanker Rusia di Moskow. Sumber *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar