Kamis, 22 Maret 2012

Fabrice Muamba: Serangan Jantung (Heart Attack) Atau Detak Jantung Berhenti (Cardiac Arrest)

Fabrice Muamba, gelandang Bolton Wanderers, secara mendadak jatuh pingsan saat timnya bertanding melawan Tottenham Hotspur di menit ke-42. Dalam keadaan kritis, Muamba digotong tim medis keluar lapangan dan didiagnosa mengalami serangan jantung.

Namun, pakar kesehatan menyatakan bahwa Muamba tidak terkena serangan jantung, namun terkena cardiac arrest atau detak jantung berhenti secara tiba-tiba. Lantas apa perbedaan antara heart attack (serangan jantung) dengan cardiac arrest (detak jantung berhenti)?

Serangan jantung merupakan kondisi dimana terjadi penyempitan darah ke otot jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah. Biasanya serangan jantung dikaitkan dengan gaya hidup tak sehat dan usia tua.

Sementara cardiac arrest adalah peristiwa dimana jantung berhenti berdenyut akibat gangguan ritme jantung. Cardiac arrest dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda dan sehat.

Orang yang mengalami cardiac arrest biasanya memiliki gejala-gejala, seperti tidak sadar secara tiba-tiba (collapse), detak nadi tidak teraba, hipotensi (tekanan darah turun) dan tidak bernapas.

"Penyebab utama cardiac arrest adalah penyakit jantung sendiri seperti penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung dan kelainan otot jantung. Kekurangan cairan tubuh mendadak (hypovolemia) atau kehilangan sejumlah darah seperti pada kecelakaan atau waktu tindakan operasi akan menyebabkan jantung berhenti berdenyut. Kekurangan oksigen secara mendadak menyebabkan organ penting seperti otak dan jantung berhenti berfungsi. Penurunan derajat keasaman tubuh (asidosis) pada ketoasidosis diabetes, gagal ginjal dan pemakaian obat obat tertentu secara berlebihan seperti salisilat, etanol, alkohol, antidepresan akan menyebabkan asidosis. Kadar kalium (K) berlebih atau sangat rendah dapat menyebabkan jantung berhenti mendadak. Penurunan kadar gula darah dan bahkan kadar gula darah yang terlampau tinggi sering dianggap penyebab berhentinya jantung berdenyut. Trauma paru yang menyebabkan perdarahan di paru dan emboli udara ke paru (pulmonary embolisme) juga akan menyebabkan jantung berhenti berdenyut." Dikutip dari Pramita lab (14 Juli 2009).

Bagaimana pencegahannya, Pramita lab menuliskan, "Karena sebagian besar penyebab cardiac arrest adalah penyakit jantung maka pencegahan terbaik adalah dengan memelihara jantung kita sebaik mungkin. Kontrol tekanan darah, menjaga gula darah tetap stabil normal, mencegah terjadinya dislipidemia yaitu peningkatan lemak darah. Konsumsi magnesium (Mg) dalam jangka panjang diduga efektif dalam menjaga kesehatan jantung."

Pada serangan jantung, kerusakan otot jantung akibat iskemia sel jantung dapat mengganggu sistem elektrik internal jantung. Gangguan sistem elektrik internal ini dapat menyebabkan gangguan ritme jantung menjadi melambat atau menjadi lebih cepat dan bisa menjadi henti jantung. Dengan kata lain, orang yang memiliki riwayat serangan jantung memiliki risiko yang lebih besar henti jantung mendadak dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...